DOWNLOAD DI SINI
Wednesday, May 28, 2014
Thursday, May 22, 2014
Kebangkitan Indonesia Baru
Pemilihan
Presiden 2014 Pertaruhan Kebangkitan Indonesia Baru:
Dalam rangka
hari Kebangkitan Nasional
Oleh Umi Salamah
Akademisi dan Pemerhati Sosial-Politik
Berhentilah jadi pecundang, hentikan korupsi
Cita-cita proklamasi belum selesai
Jangan biarkan negeri ini ini tidak berdaya
Jangan biarkan kami mati sia-sia
Libas koruptor, tebas mafia
Bangun bangsaku untuk berdikari dan mandiri
Seperti kami mencapai kemerdekaan ini (Umi Salamah)
Cita-cita proklamasi belum selesai
Jangan biarkan negeri ini ini tidak berdaya
Jangan biarkan kami mati sia-sia
Libas koruptor, tebas mafia
Bangun bangsaku untuk berdikari dan mandiri
Seperti kami mencapai kemerdekaan ini (Umi Salamah)
Mengambil Hikmah Nilai-nilai Kebangkitan Nasional dalam Pilpres 2014
Tanggal 20 Mei
1908, dikenang sebagai Hari Kebangkitan
Nasional, lahirnya organisasi modern pertama bernama “Boedi
Oetomo” yang dibentuk oleh perkumpulan kaum muda intelektual yang jenuh dengan
perlawanan terhadap penjajah Belanda secara fisik saja. Pertempuran-pertempuran
di daerah sudah terlalu banyak memakan korban di pihak Nusantara, sementara Belanda tetap
berjaya dengan politik devide et impera
(memecah belah bangsa ). Sebagai organsasi modern karena organisisa yang diprakarsai
oleh Dr. Soetomo, Dr. Wahidin, dkk sudah mempunyai visi, misi,
sistem, pemimpin, anggota dan segala komponen yang dibutuhkan dalam organisasi
yang berhubungan dengan memerdekakan bangsa dari penjajahan saat itu.
Tuesday, May 6, 2014
Artikel Teorpong: Memperinhati Hari Pendidikan Nasional
KEMBALIKAN PENDIDIKAN KE AKAR BUDAYA IDEOLOGI PANCASILA: untuk
Peradaban Indonesia yang Santun, Tangguh, dan Unggul
Dalam Rangka Memperingati Hari Pendidikan Nasional
Oleh Umi Salamah
Akademisi dan Pengamat Sosial-Politik
“Bangsa yang tidak
percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri
sebagai suatu bangsa yang merdeka”
(Soekarno)
Kasus JIS dan maraknya kecurangan pemilu
legislatif tamparan wajah pendidikan kita, Bagaimana Pandangan Ki Hajar
Dewantara
Kasus pelecean seksual di Jakarta International School (JIS),
maraknya kecurangan pemilu legislatif baru-baru ini, menurunnya moralitas dan
kualitas pendidikan yang tidak lagi menjunjung nilai-nilai adiluhung bangsa
merupakan tamparan wajah pendidikan di Indonesia. Out put atau lulusan pendidikan yang cenderung menghasilkan
anak-anak bangsa yang membeo dan berkarakter pragmatis serta para pengambil kebijakan pendidikan yang belum mampu menjadikan pendidikan
dalam negeri sebagai tuan rumah di negeri sendiri merupakan lemahnya fondasi
sistem pendidikan kita. Lebih ironis lagi, kriteria akreditasi sekolah sampai
perguruan tinggi masih didasarkan pada kriteria luar yang dipaksakan untuk
mengukur kualitas pendidikan di dalam negeri ini. Akibatnya, bukan moralitas
baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dikejar tetapi demi pemenuhan
standar luar itu, mereka melakukan dengan berbagai kecurangan. Bagaimana nasib
bangsa dan negara ini jika pendidikan kita tidak segera dibenahi? Apa
sebenarnya pendidikan yang baik bagi bangsa Indonesia menurut Ki Hajar
Dewantara?
Subscribe to:
Posts (Atom)