Sunday, August 4, 2013

Artikel Pendidikan Karakter




 
RAMADHAN DAN EFISIENSI PENDIDIKAN KARAKTER


Umi Salamah
Ketua Prodi PBSI IKIP Budi Utomo Malang

الحمد لله وحده والصلاة والسلام على من لا نبي بعده، أما بعد

Perintah puasa sesungguhnya hanya ditujukan kepada orang-orang yang beriman. Oleh karena itu tidak ada kewajiban bagi orang yang tidak beriman untuk berpuasa. Hal ini dipertegas oleh firman Allah yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertaqwa (QS. Al Baqarah:1983).  Ayat ini tidak sekedar perintah untuk berpuasa bagi orang-orang beriman tetapi juga merupakan pendidikan toleransi yang sangat indah. Orang berpuasa yang dilandasi dengan iman tidak sekedar menahan lapar dan dahaga selama imsak sampai maghrib, tetapi juga diwajibkan untuk mengendalikan diri dari berbagai nafsu yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Untuk itu Allah menyediakan pahala dan kebahagiaan yang sangat besar bagi orang yang berpuasa di bulan Ramadhan.
Itulah sebabnya setiap orang mukmin selalu berharap dapat bertemu dengan bulan ramadhan, bulan yang penuh dengan rahmat, barakah, kemuliaan, dan ampunan. Mengapa demikian? Ternyata puasa ramadhan memiliki rahasia dan hikmah yang sangat banyak untuk membetuk karakter manusia menjadi lebih baik dan bertaqwa. Pembentukan karakter yang dilandasi dengan ketaqwaan kepada Allah akan mendatangkan perdamaian dan kemaslahatan (manfaat) bagi kehidupan manusia. Di antara rahasia dan hakikat puasa  Ramadhan adalah membiasakan kita bersikap jujur, konsisten, dan ikhlas, disiplin dan sungguh-sungguh, memiliki kepekaan sosialyang tinggi, memiliki keseimbangan kecerdasan emosional dan spiritual,menjaga keseimbangan kesehatan jasmani dan rahani, dan selalu bersyukur kepada Allah.


Puasa Ramadhan membiasakan bersikap jujur, konsisten, dan ikhlas
Dimulai dari niat, puasa ramadhan telah mengajarkan kepada kita untuk bersikap jujur,  konsisten, dan ikhlas menjalankan puasa, dengan keyakinan semua yang dilakukan karena Allah.
Aplikasi  niat dalam melakukan puasa adalah agar puasa yang dilakukan tidak sia-sia. Oleh karena itu, niat menjadi sangat penting karena makna niat sebenarnya tidak hanya sebatas maksud, melainkan puasa yang dilakukan harus bersandar dengan ketentuan yang sudah digariskan oleh Islam. Di sinilah diperlukan kejujuran, konsistensi, dan keikhlasan terhadap aturan/ketentuan yang telah digariskan oleh Islam. Bagi orang yang beriman sangat yakin pelanggaran terhadap ketentuan akan mendapatkan dosa dan azab yang berlipat ganda. Sebaliknya kemauan untuk melaksanakan sesuai dengan ketentuan akan mendapatkan pahala dan kebahagiaan yang sangat besar. Sifat yang demikian ini jika diamalkan dalam kehidupan sehari-hari mulai dari pemimpin negara sampai rakyat kecil akan membuat kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi sangat indah, makmur, dan sejahtera. Para pemimpin jujur dan konsisten menjalankan roda pemerintahan sesuai dengan amanat undang-undang dasar dan ideologi negara, sementara rakyat juga mudah diatur karena ikhlas mengikuti aturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini dipertegas oleh  firman Allah dalam Al Quranul yang artinya “Kalau sekiranya penduduk negeri itu beriman dan bertaqwa, tentu akan Kami bukakan buat mereka pintu-pintu kemakmuran dan kesejahteraan dari langit dan dari bumi. Tetapi sayang mereka itu mendustakan ayat-ayat Kami, maka kami turunkan bencana kepada mereka karena kesalahan mereka  (QS. Al A’raf 96). Jadi marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita dengan berpuasa sesuai dengan niat dan ketentuan syariat agar kemakmuaran dan kesejahteraan dibukakan untuk bangsa kita. Amin.

Puasa Ramadhan sebagai cara untuk menguatkan jiwa dan raga. Nafsu merupakan pendorong bagi manusia untuk melakukan sesuatu. Akan tetapi orang yang hidupnya didominasi oleh nafsu, akan selalu menuruti apapun yang menjadi keinginannya meskipun keinginan itu adalah bathil dan merugikan orang lain.  Manusia yang kalah dalam mengendalikan nafsu,  akan mengalihkan penuhanannya dari Allah SWT kepada nafsu yang cenderung mengarahkan pada kesesatan. Jika nafsu menguasai manusia, akan menimbulkan perilaku yang merugikan masyarakat, seperti syirik, korupsi, manipulasi, kekerasan, penipuan, perusakan sumber daya alam, dan penyimpangan moral lainnya. Oleh karena itulah, melalui puasa Ramadhan, Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk mengendalikan nafsunya, bukan membunuh nafsu yang membuat kita tidak mempunyai keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi.  
Orang yang berhasil mengendalikan diri dari nafsunya, hidupnya akan tenang, tentram, damai, sejahtera, bahagia, dan selamat dunia dan akhirat, serta selalu bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Apabila ibadah puasa yang dilaksanakan dengan baik dan benar akan membuat manusia berhasil mengendalikan nafsunya yang membuat jiwanya menjadi kuat. Bahkan manusia akan memperoleh derajat tinggi yang segala doanya akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Selain itu, puasa Ramadhan yang dilaksanakan dengan baik dan benar akan memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan jasmani. Hal ini tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah SAW, tetapi juga sudah dibuktikan oleh para dokter dan ahli-ahli kesehatan dunia yang tidak perlu diragukan lagi. Mereka berkesimpulan bahwa pada saat-saat tertentu, perut memang harus diistirahatkan dari bekerja memproses makanan yang masuk sebagaimana juga mesin harus diistirahatkan. Di samping itu. isi perut yang sehat harus dibagi menjadi tiga, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara. Dengan puasa, komposisi isi perut menjadi teratur, sehingga berbagai penyakit dapat dicegah. Selain itu, dengan puasa secara benar, kita akan menghindari makanan yang haram, baik haram asal-usulnya maupun haram wujudnya. Dengan berpuasa badan menjadi sehat dan kuat, sehingga ibadah kepada Allah dapat dilakukan dengan maksimal. Inilah hikmah puasa yang sangat besar, yang tujuan utamanya ialah menentang segala macam yang tidak baik, kemaksiatan dan kemungkaran. Juga untuk mematahkan kehendak nafsu agar jiwa menjadi kuat untuk melaksanakan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Indahnya Kebersamaan di Bulan Ramadhan. Di berbagai lembaga pendidikan, instansi, dan masyarakat berlomba-lomba untuk melaksanakan kegiatan ramadhan bersama-sama, mulai dari buka puasa  bersama, menyantuni anak yatim, dan menyantuni orang miskin. Salah satu fenomena yang menarik adalah kerukunan umat Islam di Sydney  Australia. Kebersamaan umat muslim dari berbagai negara telah menghasilkan ukhuwah yang sangat baik. Penggalangan dana untuk mewujudkan sebuah masjid diperoleh dalam waktu yang sangat singkat. Belum sampai separuh bulan Ramadhan sudah mencapai 1,2 milyar dolar Australia. Kebersamaan yang dijalin tidak sekedar buka puasa bersama, tetapi lebih dari itu yaitu untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan umat. Kepedulian semacam ini jika dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari maka perdamaian dan kesejahteraan umat Islam di dunia dapat diwujudkan dengan mudah. Subhanallah jika ini dilaksanakan di Indonesia yang mayoritas penduduknya umat Islam, betapa mudah membangun bangsa melalui pilar ketaqwaan. Ini semua merupakan amalan yang paling agung yang dapat mendatangkan taufiq Allah dalam menjalani puasa Ramadhan.
Meningkatnya kepekaan sosial di bulan suci Ramadhan. Merasakan lapar dan haus juga memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain. Pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan akan segera berakhir ketika kita berbuka puasa. Sementara penderitaan fakir miskin atau yang sedang tertimpa bencana entah kapan akan berakhir. Dengan puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kita kepada kaum muslimin lainnya yang mengalami penderitaan yang hingga kini masih belum teratasi, seperti penderitaan saudara-saudara kita di Aceh dan di berbagai wilayah lain di Tanah Air serta yang terjadi di berbagai belahan dunia seperti Mesir, Suriah, dan lainnya.
Membantu fakir miskin, mengentaskan anak yatim merupakan salah satu wujud syukur. Rasa syukur itu akan membuat nikmat kita bertambah banyak, sebagaimana Allah SWT berfirman:“… Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Qs. Ibrahim, 14:7). Sebagai bentuk syukur, marilah kita tingkatkan rasa solidaritas kita, baik selama bulan suci Ramadhan maupun di luar bulan suci Ramadhan agar peningkatan kualitas umat dapat diwujudkan.  

No comments:

Post a Comment