Friday, August 16, 2013
Kisah sedih dari Mesir
Seorang Ibu Berkali-kali SMS Putrinya yang Tewas di Mesir "Tolong yakinkan Ibu kalau kamu aman. Ibu menelepon ribuan kali."
“Habiba, tolong yakinkan Ibu kalau kamu aman. Ibu sudah menelepon ribuan kali. Tolong balas, Ibu khawatir sekali. Ceritakan bagaimana keadaanmu,” demikian isi SMS ibunda Habiba Ahmed Abd Elaziz, seorang jurnalis muda yang tewas dalam bentrok berdarah di Mesir, 14 Agustus 2013.
CNN melansir, sang ibu sama sekali tidak tahu apa yang terjadi pada putrinya. Ia tinggal di Sharjah, Uni Emirat Arab, terpisah jarak dengan putrinya, Habiba Elaziz (26 tahun), yang sedang berada di Kairo, Mesir. Ibu yang kebingungan itu berulang kali mengirim SMS kepada putrinya, berharap segera mendapat balasan.
“Tuhan, saya mempercayakan suami saya Ahmed dan putri saya Habiba kepada-Mu. Semoga kami tidak berduka atas salah satu dari mereka,” tulis sang ibu lagi kepada putrinya. Ia juga mengirim doa kepada para demonstran Mesir lewat pesannya kepada Elaziz. “Semoga Allah menguatkan, mendukung, dan melindungi mereka,” tulisnya.
Pagi harinya, Elaziz masih sempat bertukar SMS dengan sang ibunda. “Kerumunan orang sangat banyak dan mereka dalam keadaan waspada. Tolong doakan kami, Ibu,” tulis Elaziz kepada ibunya. Ibunya pun membalas, “Ibu mempercayakan kamu kepada kuasa Tuhan.”
Elaziz lalu mengirim SMS lagi kepada ibunya. “Saya sedang menuju ke serambi sebentar. Ada tank di sana,” kata dia. Itulah SMS terakhir Elaziz. SMS itu dipublikasikan pertama kali oleh The National. Adik Elaziz, Arwa Ramadan, kepada CNN membenarkan bahwa itu memang SMS kakaknya sebelum tewas.
Elaziz adalah seorang reporter majalah mingguan Xpress yang berbasis di Uni Emirat Arab. Ironisnya, ia tewas bukan ketika sedang bertugas meliput peristiwa di Mesir, negara asalnya. Ia justru sedang mengambil cuti untuk merayakan Idul Fitri di tanah kelahirannya itu.
Untuk mengisi waktu luang selama cuti, Elaziz membantu merawat orang-orang yang terluka di kemah demonstran. Tak diduga nyawanya ikut melayang dalam pertumpahan darah di Mesir Rabu kemarin.
“Sulit dipercaya ia telah pergi. Dia amat antusias dengan pekerjaannya dan mempunyai karir cerah di masa depan,” kata Wakil Editor Xpress, Mazha Farooqui.
Ibunda Elaziz yang tak tahu putrinya tewas dalam kerusuhan di Mesir, terus mencoba menelepon dan mengirim SMS kepada dia. Akhirnya siang hari itu teleponnya ke sang putri diangkat. Namun bukan suara sang putri yang terdengar di ujung telepon, melainkan suara orang asing. Orang itu berkata: putrinya telah tewas. (eh)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment