Saturday, July 13, 2013

RAHASIA DAN HAKIKAT PUASA RAMADHAN




Puasa Ramadhan Membentuk Karakter Manusia Beriman
(1)  Jujur, Konsisten, dan Ikhlas

Umi Salamah
    


“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertaqwa (QS. Al Baqarah:1983). Ayat tersebut menyiratkan bahwa perintah puasa hanya ditujukan kepada orang-orang yang beriman. Oleh karena itu tidak ada kewajiban bagi orang yang tidak beriman untuk berpuasa. Ayat ini tidak sekedar perintah untuk berpuasa bagi orang-orang beriman tetapi juga merupakan pendidikan tenggang rasa yang sangat indah. Orang yang sedang berpuasa yang dilandasi dengan iman tidak sekedar menahan lapar dan dahaga selama imsak sampai maghrib, tetapi juga diwajibkan untuk mengendalikan diri dari berbagai nafsu yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Untuk itu Allah menyediakan pahala dan kebahagiaan yang sangat besar bagi orang yang berpuasa di bulan Ramadhan.
Itulah sebabnya setiap orang mukmin selalu berharap dapat bertemu dengan bulan ramadhan, bulan yang penuh dengan rahmat, barakah, kemuliaan, dan ampunan. Mengapa demikian? Ternyata puasa ramadhan memiliki rahasia dan hikmah yang sangat banyak untuk membetuk karakter manusia menjadi lebih baik dan bertaqwa. Pembentukan karakter yang dilandasi dengan ketaqwaan kepada Allah akan mendatangkan perdamaian dan kemaslahatan (manfaat) bagi kehidupan manusia. Di antara rahasia dan hakikat puasa  Ramadhan adalah membiasakan kita bersikap jujur, konsisten, dan ikhlas; disiplin dan sungguh-sungguh; memiliki kepekaan sosialyang tinggi; memiliki keseimbangan kecerdasan emosional dan spiritual; menjaga keseimbangan kesehatan jasmani dan rahani; dan selalu bersyukur kepada Allah.

Puasa Ramadhan membiasakan bersikap jujur, konsisten, dan ikhlas
Dimulai dari niat, puasa ramadhan telah mengajarkan kepada kita untuk bersikap jujur,  konsisten, dan ikhlas menjalankan puasa, dengan keyakinan semua yang dilakukan karena Allah. Sehubungan dengan itu, Rasulullah SAW bersabda :إنّما الأعمالُ بالنيّةِ (رواه الأَئمة الستّة
yang artinya “Sesungguhnya semua amalan itu tergantung pada niat”. Aplikasi  niat dalam melakukan puasa adalah agar puasa yang dilakukan tidak sia-sia. Oleh karena itu, niat menjadi sangat penting karena makna niat sebenarnya tidak hanya sebatas maksud, melainkan amalan puasa tersebut harus bersandar dengan ketentuan yang sudah digariskan oleh Islam. Di sinilah diperlukan kejujuran, konsistensi, dan keikhlasan terhadap aturan/ketentuan yang telah digariskan oleh Islam. Bagi orang yang beriman sangat yakin pelanggaran terhadap ketentuan akan mendapatkan dosa dan azab yang berlibat ganda. Sebaliknya kemauan untuk melaksanakan sesuai dengan ketentuan akan mendapatkan pahala dan kebahagiaan yang sangat besar. Sifat yang demikian ini jika diamalkan dalam kehidupan sehari-hari mulai dari pemimpin negara sampai rakyat kecil akan membuat kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi sangat indah, makmur, dan sejahtera. Semua taat kepada ketentuan Allah dan aturan undang-undang dasar negara. Para pemimpin jujur dan konsisten dalam menjalankan roda pemerintahan sesuai dengan amanat undang-undang dasar dan ideologi negara, sementara rakyat juga mudah diatur karena ikhlas mengikuti aturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini dipertegas oleh  firman Allah dalam Al Quran yang artinya “Kalau sekiranya penduduk negeri itu beriman dan bertaqwa, tentu akan Kami bukakan buat mereka pintu-pintu kemakmuran dan kesejahteraan dari langit dan dari bumi. Tetapi sayang mereka itu mendustakan ayat-ayat Kami, maka kami turunkan bencana kepada mereka karena kesalahan mereka  (QS. Al A’raf 96).  Jadi marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita dengan berpuasa sesuai dengan niat dan ketentuan syariat agar kemakmuaran dan kesejahteraan dibukakan untuk bangsa kita. Amin.

No comments:

Post a Comment