Puasa Ramadhan Membentuk Karakter
Manusia Beriman
(1) Jujur, Konsisten, dan Ikhlas
Umi
Salamah
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu
bertaqwa (QS. Al Baqarah:1983). Ayat tersebut menyiratkan bahwa perintah puasa
hanya ditujukan kepada orang-orang yang beriman. Oleh karena itu tidak ada
kewajiban bagi orang yang tidak beriman untuk berpuasa. Ayat ini tidak sekedar
perintah untuk berpuasa bagi orang-orang beriman tetapi juga merupakan
pendidikan tenggang rasa yang sangat indah. Orang yang sedang berpuasa yang dilandasi
dengan iman tidak sekedar menahan lapar dan dahaga selama imsak sampai maghrib,
tetapi juga diwajibkan untuk mengendalikan diri dari berbagai nafsu yang
merugikan diri sendiri dan orang lain. Untuk itu Allah menyediakan pahala dan
kebahagiaan yang sangat besar bagi orang yang berpuasa di bulan Ramadhan.
Itulah sebabnya setiap orang mukmin selalu berharap dapat
bertemu dengan bulan ramadhan, bulan yang penuh dengan rahmat, barakah,
kemuliaan, dan ampunan. Mengapa demikian? Ternyata puasa ramadhan memiliki
rahasia dan hikmah yang sangat banyak untuk membetuk karakter manusia menjadi
lebih baik dan bertaqwa. Pembentukan karakter yang dilandasi dengan ketaqwaan
kepada Allah akan mendatangkan perdamaian dan kemaslahatan (manfaat) bagi
kehidupan manusia. Di antara rahasia dan hakikat puasa Ramadhan adalah membiasakan kita bersikap
jujur, konsisten, dan ikhlas; disiplin dan sungguh-sungguh; memiliki kepekaan
sosialyang tinggi; memiliki keseimbangan kecerdasan emosional dan spiritual;
menjaga keseimbangan kesehatan jasmani dan rahani; dan selalu bersyukur kepada
Allah.
Puasa Ramadhan membiasakan bersikap
jujur, konsisten, dan ikhlas
Dimulai
dari niat, puasa ramadhan telah mengajarkan kepada kita untuk bersikap jujur, konsisten, dan ikhlas menjalankan puasa,
dengan keyakinan semua yang dilakukan karena Allah. Sehubungan dengan itu, Rasulullah
SAW bersabda :إنّما الأعمالُ بالنيّةِ (رواه الأَئمة
الستّة
yang artinya
“Sesungguhnya semua amalan itu tergantung pada niat”. Aplikasi
niat dalam melakukan puasa adalah agar puasa yang dilakukan tidak sia-sia. Oleh
karena itu, niat menjadi sangat penting karena makna niat sebenarnya tidak
hanya sebatas maksud, melainkan amalan puasa tersebut harus bersandar dengan
ketentuan yang sudah digariskan oleh Islam. Di sinilah diperlukan kejujuran, konsistensi,
dan keikhlasan terhadap aturan/ketentuan yang telah digariskan oleh Islam. Bagi
orang yang beriman sangat yakin pelanggaran terhadap ketentuan akan mendapatkan
dosa dan azab yang berlibat ganda. Sebaliknya kemauan untuk melaksanakan
sesuai dengan ketentuan akan mendapatkan pahala dan kebahagiaan yang sangat
besar. Sifat yang demikian ini jika diamalkan dalam kehidupan sehari-hari mulai
dari pemimpin negara sampai rakyat kecil akan membuat kehidupan berbangsa dan bernegara
menjadi sangat indah, makmur, dan sejahtera. Semua taat kepada ketentuan Allah dan aturan undang-undang dasar negara. Para pemimpin jujur dan konsisten dalam menjalankan
roda pemerintahan sesuai dengan amanat undang-undang dasar dan ideologi negara,
sementara rakyat juga mudah diatur karena ikhlas mengikuti aturan yang ditetapkan
oleh pemerintah. Hal ini dipertegas oleh firman Allah dalam Al Quran yang artinya “Kalau sekiranya penduduk negeri itu
beriman dan bertaqwa, tentu akan Kami bukakan buat mereka pintu-pintu
kemakmuran dan kesejahteraan dari langit dan dari bumi. Tetapi sayang mereka
itu mendustakan ayat-ayat Kami, maka kami turunkan bencana kepada mereka karena
kesalahan mereka (QS. Al A’raf 96). Jadi marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita
dengan berpuasa sesuai dengan niat dan ketentuan syariat agar kemakmuaran dan
kesejahteraan dibukakan untuk bangsa kita. Amin.
No comments:
Post a Comment